
Sendratari adalah seni pertunjukan yang cantik, mengagumkan, dan sulit tertandingi. Pertunjukan ini mampu menyatukan ragam kesenian Jawa, berupa tari, drama, dan musik dalam satu panggung dan satu momentum saat menyuguhkan kisah Ramayana, epos legendaris karya Walmiki yang aslinya ditulis dalam bahasa Sanskerta.
Jalan cerita Ramayana yang panjang dan menegangkan itu dirangkum dalam empat lakon atau empat babak. Seluruh cerita disajikan dalam rangkaian gerak tari yang dibawakan oleh para penari yang rupawan diiringi dengan musik gamelan. Anda diajak benar-benar larut dalam cerita dan mencermati setiap gerakan para penari untuk mengetahui jalan cerita. Tak ada dialog yang terucap dari para penari. Satu-satunya penutur adalah sinden yang menggambarkan jalan cerita melalui lagu dalam bahasa Jawa dengan suara yang khas.
Jika Anda dan keluarga tidak menguasai bahasa Jawa, sebaiknya Anda mengetahui garis besar kisah Ramayana ini. Wiracarita Ramayana menceritakan kisah Sang Rama yang memerintah di kerajaan Kosala, di sebelah utara Sungai Gangga, ibukota Ayodhya. Diawali dengan kisah Prabu Dasarata yang memiliki tiga permaisuri, yaitu Kosalya, Kekayi, dan Sumitra. Dari Dewi Kosalya lahir sang putra bernama Rama. Dari Dewi Kekayi lahir Bharata.
Dari Dewi Sumitra lahir putra kembar bernama Lakshmana dan Satrugna. Keempat pangeran itu sangat gagah dan mahir memegang senjata.
Baca Juga:
Saat beranjak dewasa, Rama mengikuti sayembara yang diadakan Prabu Janaka dan berhasil memenangkannya. Ia berhak meminang Dewi Sinta, putri Prabu Janaka. Prabu Dasarata yang sudah tua ingin menyerahkan tahta kepada Rama.
Atas permohonan Dewi Kekayi, Sang Prabu dengan berat hati menyerahkan tahta kepada Bharata, sedangkan Rama harus meninggalkan kerajaan selama 14 tahun dan memilih tinggal di dalam hutan.
Dalam masa pengasingannya di hutan, rama dan Lakhsmana bertemu dengan berbagai raksasa, termasuk Surpanaka. Hidung Surpanaka terluka oleh pedang Lakhsmana. Surpanaka mengaku kepada Rahwana bahwa ia dianiaya. Rahwana marah dan berniat untuk membalas dendam. Dengan tipu muslihat, ia menculik Dewi Sinta, istri Rama. Setelah mengetahui istrinya diculik, Rama mencari Rahwana ke kerajaan Alengka.
Dalam perjalanan, ia bertemu dengan Sugriwa, Sang Raja Kiskindha. Atas bantuan Rama, Sugriwa berhasil merebut kerajaan dari kekuasaan kakaknya, Subali. Untuk membalas jasa, Sugriwa bersekutu dengan Rama untuk menggempur Alengka. Dengan dibantu Hanuman dan ribuan wanara (tentara kera), mereka menyeberangi lautan dan menggempur Alengka.
Rahwana yang tahu kerajaannya diserbu, mengutus para sekutunya, termasuk putranya, Indrajit, untuk melawan bala tentara Rama. Ia gugur di tangan Lakhsmana. Setelah sekutu dan para patihnya gugur satu persatu, Rahwana maju, dan pertarungan berlangsung sengit. Dengan senjata panah Brahmastra yang sakti, Rahwana gugur sebagai ksatria.
Untuk menyaksikan pertunjukan megah ini, terdapat dua lokasi tetap, yakni di halaman Candi Prambanan saat hari sebelum bulan purnama tiba, dan di Pura Wisata Yogyakarta. Candi Prambanan beralamat di Jl. Jogja-Solo Km. 16 Prambanan, Yogyakarta.
Di Pura Wisata, jarak penonton dan panggung tidak terlampau jauh sehingga penonton dapat menyaksikan para pelakon dengan lebih jelas.
Ditambah lagi dengan tempat duduk dari semen yang tidak terlalu berjauhan satu blok dengan blok lainnya, membuat suasana akrab juga tercipta di antara para penonton.
Pura Wisata beralamat di Jl. Brigjen Katamso, Keparakan, Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Artikel Terkait: