Halaman utama daerahkita.com
Halaman utama daerahkita.com
Hari Bebas Kendaraan Bermotor 22 September 2023
flickr

Sejarah KRI Pasopati 410 di Monumen Kapal Selam Surabaya

DaerahKita 27/04/2019

Kapal selam memulai sejarahnya menjadi bagian armada laut Indonesia, ketika negeri ini tengah gencar-gencarnya mengumandangkan semangat merebut kembali wilayah Irian Barat, atau saat ini disebut Papua, dari tangan kolonialis Belanda. Armada kapal selam ikut ambil bagian Operasi Trikora di Papua yang dijalankan Presiden Sukarno pada Desember 1961 hingga Agustus 1962. Kapal-kapal selam tersebut didatangkan dari negara Uni Soviet yang kala itu memiliki hubungan baik dengan Indonesia.

Atmadji Sumarkidjo, dalam buku Mission Accomplished (2010), menyebutkan sebanyak 12 kapal selam jenis Whiskey Class atau "W" yang dibeli dari Soviet bukan kapal selam yang baru sama sekali, tetapi reputasinya cukup baik kala itu. Soviet memang mengembangkan sejumlah tipe kapal selam, tetapi hanya tipe "W" yang mereka jual ke negara-negara "sahabat", salah satunya ke Indonesia.

Salah satu kapal selam Uni Soviet (sekarang Rusia) yang berjenis SS tipe Wishkey Class itu adalah KRI Pasopati 410. Kapal selam ini dibuat di Vladivostok tahun 1952 dan mulai digunakan Angkatan Laut Indonesia pada 29 Januari 1962. Dengan penggerak diesel, kapal selam KRI Pasopati dapat berlayar dengan kecepatan maksimum 18,3 knot di permukaan laut, dan kecepatan maksimum di bawah permukaan laut 13,5 knot.

Selama di atas permukaan laut, kapal selam ini bergerak dengan tenaga diesel, sementara saat menyelam menggunakan tenaga penggerak baterai. Sebanyak 224 unit baterai yang siap menopang tenaganya. Jarak jelajahnya hingga 8300 mil laut.

Panjang kapal selam ini adalah 76,6 meter dengan lebar 6,3 meter. Beratnya saat kosong adalah 1.050 ton, dan saat penuh 1.300 ton. Persenjataan yang melengkapi berupa 12 torpedo uap gas yang panjangnya 7 meter. Jumlah awak kapal termasuk komandan sebanyak 63 orang.

pinterest
KRI Pasopati saat masih bertugas

Sebagai kapal selam tempur, KRI Pasopati mampu menyelam hingga 250 meter meskipun kedalaman normal rata-ratanya adalah 170 meter.

Karena itulah, KRI Pasopati cukup ditakuti oleh pihak musuh yang mencoba mengganggu kedaulatan RI. Apalagi KRI Pasopati adalah tipe kapal selam yang digunakan untuk menghancurkan garis lintas musuh (anti-shipping), mengawasi musuh dan melakukan serangan mendadak secara senyap (silent raids), selain keunggulan metalurgi kapal selam buatan Soviet yang tidak mudah terdeteksi sonar milik kapal perang buatan negara barat.

Sebagai bagian dari armada TNI AL, kapal selam ini sudah banyak berjasa kepada negara. Kapal selam ini yang paling sering disebut-sebut karena Pasopati adalah kapal selam terakhir buatan Uni Soviet yang dioperasikan Angkatan Laut kita.

KRI Pasopati dipensiunkan pada tahun 1980. Pada tahun 1995 mulai dibangun Monumen Kapal Selam atau biasa disebut Monkasel dengan menggunakan badan kapal selam yang telah pensiun tersebut.

Untuk pemindahannya, Pasopati di belah menjadi 16 bagian, untuk kemudian dirangkai kembali di lokasi monumen. Baru tahun 1998 monumen ini selesai dibangun dan dibuka untuk umum.

garudamiliter
Kapal Selam KRI Pasopati di masa lalu

Monkasel berada tepat di jantung kota Surabaya, tepatnya di Jalan Pemuda No. 39, di samping Plaza Surabaya. Lokasi ini sangat mudah dijangkau dengan angkutan umum atau kendaraan pribadi. Bahkan, jika menggunakan kereta api dan turun di Stasiun Gubeng, Monkasel dapat ditempuh dalam waktu tak lebih dari 10 menit.

Di Monkasel, Anda tidak hanya bisa menikmati KRI Pasopati dari luarnya saja. Memasuki bagian dalam KRI Pasopati, pengunjung akan bisa menyaksikan video yang menceritakan tentang sejarah maritim Indonesia. Pengunjung juga bisa menjelajah semua ruangan dalam KRI Pasopati, yang terdiri dari tujuh ruang utama, mulai dari ruang mesin, ruang periskop, ruang tidur awak kapal, hingga ruang torpedo. Jika melewati pintu palka yang bentuknya cukup kecil, terkadang Anda harus sedikit membungkuk dan cukup menyulitkan untuk manula atau keluarga yang membawa bayi dengan kereta dorong bayi.

emakmbolang
Interior monumen kapal selam

Selepas menjelajahi isi dalam kapal selam, Anda dapat bersantai di kafe dan kios makanan yang terletak di pinggir Kalimas. Jika akhir pekan atau hari besar, sebuah panggung besar yang juga terletak di kompleks Monkasel biasanya mengadakan pertunjukan musik atau hiburan lainnya.

Jadi, keluarga dan anak-anak bukan hanya bisa belajar mengenal sejarah maritim di Indonesia, tetapi sekaligus juga bisa bersantai.

Tags militer transportasi sejarah wisata
Referensi: Dari berbagai sumber

Video tentang Sejarah KRI Pasopati 410 di Monumen Kapal Selam Surabaya




Semua Komentar
    Belum ada komentar
Tulis Komentar