Halaman utama daerahkita.com
Halaman utama daerahkita.com
cikalaksara

Kisah Perlombaan Rusa dan Siput - Cerita Rakyat Maluku Utara

DaerahKita 22/05/2019

Di sebuah hutan di Kepulauan Aru, hiduplah rusa yang mempunyai kemampuan berlari sangat cepat. Tidak ada hewan lain yang mampu menandingi kecepatan lari si rusa. Karena kelebihannya itu, rusa manjadi hewan yang sombong. Rusa gemar mengajak hewan-hewan lainnya untuk berlomba lari karena Ia yakin selalu menang di setiap perlombaan. Kesenangannya adalah ketika makan rumput dan ketika ia berhasil mengumpulkan hasil kemenangannya berlari dari hewan lain.

Dalam setiap pertandingan, hewan yang kalah harus menyerahkan daerah tempat tinggalnya kepada hewan pemenang lomba. Karena rusa selalu menang, maka wilayah milik rusa makin bertambah luas. Ia pun menguasai sebagian besar wilayah Pulau Aru. Rusa semakin sombong, Ia merasa menjadi penguasa pulau tersebut.

Tidak jauh dari hutan, tepatnya di tepian Pulau Aru, tempat yang sangat indah. Udaranya segar, anginnya sejuk, dan nyiurnya yang melambai menambah cantik suasana pantai itu. Di tempat itu, hidup sekelompok siput laut yang memang berjalannya sangat lambat. Meskipun sangat lambat, tapi siput itu sangat cerdik dan memiliki sifat setia kawan.

Suatu hari, rusa mendatangi seekor siput yang bernama Kulomang. Ia menantang Kulomang untuk lomba lari. Ia menginginkan wilayah siput laut yang indah itu menjadi miliknya serta wilayah kekuasaannya pun bertambah luas lagi.

Rusa berkata dengan penuh percaya diri,“Hai Kulomang, maukah kau lomba lari denganku? Bagi yang kalah harus menyerahkan wilayahnya kepada si pemenang. Apakah kau bersedia atau kau takut?”

Rupanya Kulomang tidak khawatir pada tantangan rusa. Ia menjawab,” Baiklah, aku terima tantanganmu.”

“Baguslah kalau begitu. Kita akan bertanding besok. Jangan luupa ajak teman-temanmu untuk memberikan semangat”, demikian kata rusa.

Lalu rusa tertawa puas. Ia merasa yakin akan menang dan dapat menguasai wilayah pantai yang indah milik para siput. Apalagi, semua pun paham bahwa siput adalah hewan paling lambat berjalan di pulau itu. Karena begitu lambatnya, tidak bisa dibedakan antara siput sedang berjalan dengan sedang berlari. Ditambah lagi dengan cangkang berat di punggungnya, membuat siput makin sulit bergerak cepat.

Esok harinya, rombongan rusa sudah berada di tempat perlombaan. Dengan wajah optimis, mereka meremehkan kelompok siput. Tidak mau kalah, Kulomang juga membawa sepuluh teman siputnya. Ada hal yang dilupakan rusa, walaupun siput hewan yang sangat lambat, tapi ia sangat cerdik.

Saat lomba lari akan dimulai, Kulomang menempatkan teman-temannya di setiap pemberhentian yang telah ditentukan. Sesuai kesepakatan, dalam perlombaan itu ada sepuluh tempat pemberhentian. Di setiap tempat itu teman-teman siput menunggu, jika rusa memanggil mereka harus menjawabnya.

“Hai siput, bersiaplah menyerahkan wilayahmu untukku!” ucap rusa dengan angkuh.

Perlombaan pun dimulai. Rusa dengan sigap berlari, sementara siput hanya berjalan dengan tenang ke arah semak-semak. Tidak berapa lama kemudian, rusa sudah tiba pemberhentian yang pertama. Jantungnya berdegup kencang.

Sambil terengah-engah rusa berkata, “Hai Kulomang, kau pasti masih tertidur di dalam cangkangmu itu!” ucap si rusa sambil tertawa.

Tiba-tiba terdengar suara siput yang sudah sejak tadi bersiaga di balik semak-semak, “Siapa bilang aku tertidur?”

Betapa terkejutnya rusa mendengar suara siput itu. Tanpa berpikir panjang, rusa melanjutkan larinya tanpa sempat beristirahat. Lari dan terus berlari hingga sampailah ia di pos perhentian kedua. “Nah, kali ini pasti kau tak mampu mengejarku, Kulomang,” ucap rusa dengan gembira.

“Aku ada di belakangmu rusa,” ucap siput yang menunggu sejak tadi di balik semak-semak.

Rusa pun terperanjat. Ia langsung berlari lagi dengan mengerahkan seluruh tenaga yang dimilikinya. Ia tidak ingin dikalahkan oleh Kulomang. Ia tak mampu membayangkan apa kata hewan-hewan lain jika ia sampai dikalahkan oleh siput, hewan yang berjalan lambat.

Rusa terus berlari, sambil tak lupa memastikan keberadaan siput di setiap pos pemberhentian. Tentu saja teman-teman si Kulomang selalu siap menjawab panggilan si rusa.

Begitu seterusnya hingga, akhirnya rusa tiba di pos perhentian terakhir sebelum tiba di garis akhir ia sudah begitu letih. Nafasnya terengah-engah, ia semakin lemah dan akhirnya jatuh tersungkur tak mampu melanjutkan perlombaan lagi. Rusa pun merasa malu, apalagi ternyata hewan-hewan yang lain juga menyaksikan pertandingan itu.

Mereka tertawa mengejek rusa, "Hei rusa yang sombong, sekarang kau sadar kan, kau bukanlah hewan tercepat. Siput yang lambat ini justru lebih cepat darimu." Rusa tersadar, rupanya ia bukanlah hewan terhebat. Demikian juga dengan teman-temannya, mereka tak lagi sombong.

Mereka bahkan mengembalikan wilayah-wilayah yang direbut dari hewan-hewan yang lain. Sejak saat itu, keadaan di hutan kembali damai seperti dulu. Tentunya tak seekor hewan pun yang membocorkan rahasia Kulomang pada rusa-rusa itu.

Pesan moral:

Janganlah menjadi anak yang sombong dan angkuh. Orang yang sombong akan dibenci oleh sesamanya dan akan mendapat ganjaran yang setimpal.

Tags cerita kisah rakyat legenda sastra edukasi budaya tradisi dongeng anak siswa literasi mitos
Referensi: Disadur dari Buku Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara (Sumbi Sambangsari)



Semua Komentar
    Belum ada komentar
Tulis Komentar