Halaman utama daerahkita.com
Halaman utama daerahkita.com
Hari Konvensi Ikan Paus 2 Desember 2023
daerahkita

Tuanku Tambusai Sang Harimau Padri dari Rokan

DaerahKita 07/02/2021

Tuanku Tambusai lahir pada 5 November 1784 di Tambusai, Rokan Hulu, Riau. Nama kecilnya adalah Muhammad Saleh. Orangtuanya merupakan perantau dari Minang. Ayahnya, Tuanku Imam Maulana Kali, adalah seorang pejabat tinggi di Kerajaan Tambusai, sedangkan ibunya bernama Munah, berasal dari Nagari Tambusai yang bersuku Kandang Kopuh dengan menganut tradisi Minangkabau yang kental.

Saat kecil, Tuanku Tambusai dididik pengetahuan agama, ilmu bela diri, dan tata cara bernegara dari sang ayah karena ayahnya seorang guru agama Islam. Selain itu, Tuanku Tambusai juga belajar ilmu agama kepada beberapa ulama di Sumatera Barat. Pada saat itulah, beliau berkenalan dengan Tuanku Imam Bonjol.

Tuanku Tambusai semula bergabung dengan Tuanku Rao, salah seorang pemimpin Kaum Padri. Namun, pada September 1832 Benteng Rao dikuasai oleh Belanda. Dalam pertempuran di Air Bangis, Tuanku Rao gugur.

Kemudian, Tuanku Tambusai membawa pasukan Padri ke utara dan mendirikan benteng pertahanan di Dalu-Dalu (Riau). Koordinasi pasukan untuk melakukan perang gerilya dilakukan dari benteng itu. Tuanku Tambusai sangat cerdik dan gesit sehingga sukar dikalahkan. Dia mendapat julukan De Padrische Tijger van Rokan atau Harimau Padri dari Rokan. Selain itu, Tuanku Tambusai merupakan seorang pemimpin yang pantang menyerah dan tak mau berdamai dengan Belanda.

Peranan Tuanku Tambusai membuat konsentrasi Belanda terpecah dalam menghadapi pertahanan utama Padri di Bonjol. Setelah Bonjol jatuh ke tangan Belanda pada 16 Agustus 1837 dan Tuanku Imam Bonjol ditangkap Belanda, Tuanku Tambusai tetap melanjutkan perlawanan. Pada 1838 Belanda berusaha menyerang Dalu-Dalu, tetapi gagal. Setelah setahun dikepung dan diserang pasukan dalam jumlah besar, pada 28 Desember 1838 Benteng Dalu-Dalu jatuh dan dikuasai oleh Belanda. Tuanku Tambusai berhasil melarikan diri ke Negeri Sembilan, Malaysia. Beliau wafat pada 12 November 1882 di Seremban, Negeri Sembilan, sekarang bagian dari Malaysia.

Pada 7 Agustus 1995, berdasarkan Keppres No. 71/TK/1995, pemerintah menobatkan Tuanku Tambusai sebagai pahlawan nasional. Namanya diabadikan menjadi nama jalan di Pekanbaru dan nama sebuah universitas di Riau (Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai).

Tags pahlawan sejarah nasional edukasi tokoh pejuang biografi ulama pemimpin
Referensi:
  1. Buku Pahlawan-pahlawan Indonesia Sepanjang Masa, oleh Didi Junaedi, Indonesia Tera, 2014
  2. Sumber lainnya

Artikel Terkait:




Semua Komentar
    Belum ada komentar
Tulis Komentar