Halaman utama daerahkita.com
Halaman utama daerahkita.com
Hari Bebas Kendaraan Bermotor 22 September 2023
klinongan

Bubungan Lima, Rumah Adat Bengkulu Tahan Gempa

DaerahKita 13/02/2020

Pernahkah pembaca mendengar nama rumah adat Bubungan Lima? Itu merupakan nama rumah adat daerah Bengkulu. Provinsi yang berada di bagian barat daya Sumatera ini sebenarnya memiliki beberapa macam rumah adat, seperti Bubungan Lima, Kubung Beranak, Umeak Potong Jang, Patah Sembilan, dan sebagainya. Namun di sini kita akan fokus membahas tentang rumah adat Bubungan Lima saja.

Nama Bubungan Lima diambil dari bentuk atap rumah tersebut. Selain Bubungan Lima, rumah adat Provinsi Bengkulu ini sering juga dikenal dengan nama rumah Bubungan Haji, Bubungan Limas dan juga Bubungan Jembatan. Sementara bentuk struktur bangunannya sendiri berupa rumah panggung.

Rumah Tahan Gempa

Daerah Bengkulu berada pada radius 150 kilometer dari zona subduksi (tumbukan) antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia yang sangat aktif. Dengan kondisi Provinsi Bengkulu seperti itu, maka desain rumah adat bengkulu mengambil bentuk rumah panggung agar lebih tahan terhadap goncangan gempa.

Hal tersebut tampak dari digunakannya 15 buah tiang dengan tinggi mencapai 1,8 meter sebagai penyangga rumah. Untuk meredam goncangan gempa, tiang-tiang tersebut ditumpangkan ke atas batu datar berukuran besar. Selain itu, penggunaan batu datar tersebut juga bertujuan untuk mencegah tiang cepat lapuk.

Lantai rumah yang tinggi dan jauh dari permukaan tanah juga dapat mengantisipasi gangguan binatang buas/liar dan bebas dari kondisi lembap serta dampak banjir. Keuntungan lainnya, konstruksi kolong juga berpotensi mendukung sirkulasi udara sehingga ruangan di bagian atas terasa lebih sejuk. Kolong rumah tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat menyimpan peralatan pertanian, hasil panen, kayu bakar, atau perlengkapan lain, bahkan sebagai kandang hewan.

guratgarut
Rumah tradisional Bubungan Lima, rumah adat Provinsi Bengkulu

Struktur dan Material Rumah Bubungan Lima

Pada bagian atas rumah terdapat atap yang terbuat dari ijuk atau bahan alami lainnya. Namun, dalam perkembangannya sudah banyak juga yang menggunakan seng sebagai atap. Bentuk atap berupa limas dengan ketinggian mencapai 3,5 meter. Pecu atau plafon (langit-langit) rumah ini terbuat dari papan tetapi ada juga yang menggunakan pelupuh bambu. Balok-balok kayu yang menghubungkan bagian atas dengan rumah dinamakan peran. Kasau yang menempel dengan kap, berfungsi sebagai tempat menempelnya atap.

Bagian tengah bangunan ini terdiri dari kosen atau kerangka rumah yang terbuat dari kayu balam. Kayu Kemuning atau Kayu balam dipilih karena lentur sehingga dapat meredam getaran gempa dan tahan sampai ratusan tahun. Dinding terbuat dari papan kayu balam. Jendela ada yang berbentuk ram atau biasa. Tulusi atau lubang angin umumnya terletak di bagian atas jendela atau pintu.

Tiang penjuru, tiang penjuru halaman dan tiang tengah. Terdapat juga bendok atau balok yang melentang di sepanjang dinding menghubungkan antar tiang sudut rumah.

Kemudian bergeser ke bagian bawah, rumah Bubungan Lima memiliki lantai yang terbuat dari papan yang telah diserut dengan halus, pelupuh atau juga bilah bambu. Geladan yang terdiri dari 8 papan dengan lebar 50 cm, dipasang di sepanjang dinding luar atas balok.

Kijing, merupakan penutup balok yang terletak di pinggir luar sepanjang dinding rumah. Tilan, yakni balok berukuran sedang yang berfungsi sebagai tempat menempelnya lantai. Pada papan lantai terdapat juga Bidani yang dibuat dari bambu tebal yang dipasang melintang di papan lantai.

Fungsinya adalah untuk menahan serangan musuh atau hewan liar dari bawah rumah. Pelupuh kamar tidur, disusun sejajar dengan papan lantai. Lapik tiang yang merupakan batu datar sebagai pondasi tiap tiang rumah. Tangga depan dan tangga depan dengan jumlah anak tangga yang ganjil.

Pembagian Ruangan

Rumah adat Bubungan Lima memiliki beberapa bagian ruangan dengan fungsinya masing-masing sebagai berikut.

a. Berendo

Berendo merupakan tempat untuk menerima tetamu yang dikenal. Selain itu Barendo juga difungsikan sebagai tempat untuk bersantai di pagi dan sore hari. Terkadang juga sebagai tempat bermain anak. Barendo termasuk area semi-publik.

b. Aula

Bagian aula adalah ruangan untuk menerima tetamu yang sudah dikenal dengan baik. Ia bisa juga merupakan kerabat atau tokoh yang disegani. Selain itu aula juga umum dipakai sebagai tempat untuk bercengkrama bersama keluarga besar. Aula termasuk area semi-publik.

c. Bilik Gedang

Bilik gedang merupakan kamar utama dari rumah Bubunga Lima. Kamar ini biasa ditempati oleh pasangan suami istri dan anak kecil yang belum disapih. Bilik Gedang termasuk area privat (pribadi).

d. Bilik Gadis

Ruangan ini merupakan bilik yang digunakan sebagai tempat si gadis dalam keluarga. Ruangan ini biasanya bersebelahan dengan bilik gedang. Bilik Gadis termasuk area privat.

e. Ruang Tengah

Ruangan ini biasanya dikosongkan dari berbagai macam perabot rumah.Pada bagian sudut ruangan biasanya terdapat tikar sebab fungsi ruangan ini adalah tempat menerima tamu ibu rumah tangga, atau juga keluarga dekat si gadis. Selain itu, ruangan ini juga sebagai tempat tidurnya anak bujang dalam keluarga tersebut. Ruang Tengah merupakan area semi-privat.

f. Ruang Makan

Bagian ini terletak bersebelahan dengan ruangan dapur dan difungsikan sebagai ruang untuk makan. Ruang makan merupakan area semi-privat.

g. Garang

Gerang merupakan bagian rumah yang digunakan untuk menyimpan tempayan air (gerigik). Ruangan ini biasanya digunakan sebagai tempat untuk mencuci piring dan bersih-bersih peralatan lainnya sebelum memulai pekerjaan dapur. Garang merupakan area servis.

h. Dapur

Ruangan ini terletak diantara ruang makan dan garang. Disinilah tempat ibu rumah tangga memasak sekaligus tempat menyimpan bumbu dan bahan makanan. Dapur merupakan area servis.

Demikianlah sekelumit gambaran tentang rumah adat Bubungan Lima dari Provinsi Bengkulu. Semoga bisa menambah pengetahuan kita akan kekayaan budaya masyarakat nusantara.

Tags rumah rumah adat tradisional budaya arsitektur seni bangunan
Referensi:
  1. elizato.com
  2. www.romadecade.org




Semua Komentar
    Belum ada komentar
Tulis Komentar