
Asal muasal kue maksuba tidak banyak diketahui, tapi yang jelas kue khas Palembang bercitarasa legit ini merupakan hidangan wajib saat sanjo atau silaturahmi di hari lebaran sejak jaman dahulu. Kue ini hampir mirip dengan kojo, kue tradisional Palembang lainnya, hanya bedanya maksuba mengandung susu kental manis dan warnanya tidak hijau.
Sekilas kue ini juga mirip dengan kue lapis legit. Di tempat asalnya, kue maksuba dimasak seorang Panggong, sebutan untuk juru masak tradisional di Palembang. Konon, Panggong mewarisi kebolehan memasak kue ini secara turun-temurun.
Maksuba adalah kue lapis khas Palembang yang disajikan hanya pada acara-acara khusus, seperti misalnya pada hari lebaran. maksuba juga sering kali menjadi bagian tak tertinggalkan dalam tradisi antar-antaran pada pernikahan adat di Palembang, Sumatra Selatan. Maksuba lazim disajikan oleh pengantin kepada orang tua dan mertuanya.
Pada saat lebaran, terutama pengantin baru, kue maksuba menjadi antaran wajib ke rumah orang tua-mertua mereka. Maksuba memiliki nilai filosofi sebagai bentuk penghargaan kepada orang yang dihormati, seperti para orang tua dan mertua.
Sebagaimana kue basah lainnya, maksuba berbahan dasar telur, gula dan susu. Hal yang unik dari kue maksuba terdapat pada penggunaan telur bebek sebagai bahan dasarnya alih-alih telur ayam. Resep maksuba sudah ada sejak zaman dulu dan tidak berubah hingga sekarang, kecuali pada teknik memasaknya yang kini bisa juga dilakukan dengan pemanggang modern.
Kue ini tidak mudah membuatnya meski bahan dasarnya hanyalah telor bebek, mentega, gula dan mentega. Ketelatenan menjadi syarat utama. Apalagi jika memasak maksuba dengan pemanggang tradisional berbahan bakar arang dan kayu. Hal tersebut tentu membuatnya menjadi dua kali lebih sulit, karena selain kue maksuba harus terus diawasi agar tidak gosong, bara api harus terus dijaga agar tetap menyala dengan intensitas sempurna.
maksuba dibuat di loyang dan setiap loyang membutuhkan hingga 28 telor bebek. Kue ini tidak memerlukan pengembang. Ketelatenan dibutuhkan saat menuang adonan buat lapisan demi lapisan. Setiap lapisan kira-kira 250 ml adonan, lalu dipanggang di pemanggangan yang tradisional, dengan panas yang sempurna, lalu menambahkan lapisan selanjutnya. Demikian seterusnya.
Dengan kandungan bahan-bahan seperti tersebut di atas, kita sudah bisa menduga rasanya amat manis dan kue ini mengandung kolesterol tinggi. Jadi walaupun rasanya lezat, kita harus bijaksana dan tidak berlebihan dalam mengkonsumsinya.
Untuk menikmati kue tradisional ini tak harus pergi ke Palembang, Anda bisa mencobanya sendiri di rumah. Berikut ini resep pembuatan kue maksuba.
Bahan-bahan yang dibutuhkan:
Cara membuat:
Selamat mencoba!
Artikel Terkait: